Seminar Nasional ICDN "Empowering the Generation, No Dayak Left Behind", Gubernur Harum : Pembangunan Inklusif Tak Boleh Meninggalkan Siapapun

Nety     29x     Berita

Gubernur Kaltim Dr H Rudy Mas'ud (Harum) didaulat menjadi narasumber pada Seminar Nasional Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN) dan Pelantikan Dewan Pengurus Nasional ICDN Periode 2025-2030 di Ballroom Hotel Mercure Pontianak, Senin 19 Mei 2025.

Di hadapan para cendekiawan Dayak dari seluruh Tanah Borneo, Gubernur Harum mengajak masyarakat Dayak bergandeng tangan untuk turut andil membangun Indonesia dan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Kalimantan harus bersama-sama, bergandeng tangan. Masyarakat Dayak bukan hanya turut serta, tapi harus ikut menentukan masa depan bangsa," seru Gubernur Harum memberi semangat.

Lebih jauh dijelaskan, luasnya Borneo dan potensi besar Pulau Kalimantan harus terus dirawat dan dijaga. Menurut Gubernur Harum kondisi ini bukan hanya dipandang sebagai tantangan, tapi juga peluang bagi warga Dayak Kalimantan.

"Kita harus kompak bagaimana membangun Tanah Borneo ke depan semakin berakselerasi," ajak Gubernur disambut aplaus peserta seminar.

Dalam kesempatan yang baik itu, Gubernur Harum juga mengulas kebijakan yang diambil saat memimpin Kalimantan Timur bersama Wagub Seno Aji.

Diakuinya, Kalimantan Timur meski kaya sumber daya alam, kemiskinan masih terjadi. Angkanya mencapai 5,7 persen. Keyakinannya, satu kebijakan yang akan mampu memutuskan rantai kemiskinan itu adalah pendidikan.

"Makanya kita buat Program Gratispol. Bukan hanya gratis biaya pendidikan dari SMA, S1 hingga S3, tapi gratis juga seragam sekolahnya. Saya harap semua provinsi di Kalimantan segera berakselerasi," harap Gubernur Harum lagi.

Terakhir, Gubernur Harum juga menegaskan pembangunan inklusif tidak boleh meninggalkan siapapun, termasuk warga Dayak.

Apalagi dengan tema seminar nasional "Empowering the Generation, No Dayak Left Behind", Gubernur Harum menegaskan pembangunan sejati adalah pembangunan yang inklusif, yang tidak boleh meninggalkan siapapun.

"Kita ingin melihat generasi muda Dayak bangkit, percaya diri, dan berdaya saing. Kita ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun anak Dayak yang tertinggal dalam pendidikan, teknologi, kesehatan, atau akses terhadap sumber daya pembangunan," beber orang nomor satu Kaltim itu.

Gubernur Harum berharap ICDN ke depan semakin memperluas peran strategisnya, menjadi mitra pemerintah dalam menyusun kebijakan yang adil dan berpihak kepada masyarakat adat. Terlebih di era pembangunan IKN, peran para cendekiawan lokal, termasuk Dayak, sangat penting untuk memastikan bahwa transformasi Kalimantan tidak menyingkirkan akar sejarah dan jati diri masyarakatnya.

"Mari kita bergandengan tangan, membangun Kalimantan dari pinggiran, dengan semangat persaudaraan dan kecintaan terhadap tanah leluhur," tutup Gubernur Harum.

Komitmen Gubernur Harum untuk masa depan masyarakat Dayak mendapat sambutan hangat di arena seminar nasional tersebut.

Ketua terpilih DPN ICDN periode 2025-2030, Willy Midol Yoseph memuji Gubernur Harum yang datang dengan membawa perhatian besar dan asa baru bagi warga Dayak di Tanah Borneo.

"Terima kasih Pak Gubernur Kaltim yang luar biasa. Namanya sampai tadi malam belum muncul, tapi sekali muncul, yang lain tenggelam. Komitmen beliau untuk warga Dayak sangat luar biasa," puji Willy Midol Yoseph.

Pujian yang sama disampaikan sang moderator seminar, Prof Adri Patton. Perjuangan Gubernur Harum untuk warga Dayak di pedalaman diakuinya sangat luar biasa dengan upaya menyambungkan jalan perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, melalui Mahakam Ulu dan Malinau.

"Ini akan menjadi penghubung Kalimantan Barat dan juga Kalimantan Tengah. Beri aplaus meriah untuk Pak Gubernur yang luar biasa," puji Adri Patton.

Sebelumnya, Anggota DPR RI yang juga mantan Gubernur Kalbar, Cornelis
menjelaskan, warga Dayak sudah ada di Tanah Borneo sejak 40.000 tahun lampau. Tapi hingga saat ini, sebagian besar warga Dayak masih miskin.

"Dayak bukan baru datang dari Indo China. Kita bukan pendatang. Kita sudah di Borneo 40.000 tahun lalu. Tapi kita dapat apa? Kita tidak dapat apa-apa. Yang dapat apa-apa orang lain di Jawa," kata Cornelis dengan nada lantang.

Persentase jumlah masyarakat Dayak di Pulau Kalimantan dengan 405 sukunya, saat ini diakui Cornelis makin tergerus. Seharusnya, mereka menyadari dan berani melakukan perubahan besar.

"Walaupun jumlah kita sedikit tidak apa-apa. Yang penting cerdas dan pintar. Seperti George Soros. Sedikit tapi menguasai dunia. Para cendekiawan ini, otaknya dipakai, jangan hanya bisa seminar," kritik Cornelis, kembali dengan bahasa lantang.

Usai acara, Gubernur Harum dielu-elukan oleh warga Dayak. Gubernur pun menyiapkan waktu untuk foto bersama para anggota ICDN.

Hadir dalam seminar tersebut, Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan,
President of Borneo Dayak Forum Datuk Seri Panglima Jeffrey G Kitingan. Selain itu juga hadir para cendekiawan Dayak asal Kaltim, antara lain Adri Patton dan Frederick Bid. Sementara Gubernur Kalbar Ria Norsan hadir pada kesempatan sesi pertama melantik kepengurusan DPN ICDN 2025-2030. (sul/her/adpimprovkaltim)

Bagikan Postingan ini :
26