SAMARINDA - Gubernur Kaltim H Rudy Mas'ud melanjutkan Safari Ramadan dan Gerakan Salat Subuh Berjemaah pada hari ketujuh Ramadan di Masjid Agung Pelita, Samarinda, Jumat (7/3/2025).
Dialog Gubernur Rudy Mas'ud dan jemaah usai salat subuh berlangsung sangat menarik. Jemaah subuh yang terdiri dari masyarakat pada umumnya, pelajar dan para pejabat lingkup Pemerintah Provinsi Kaltim nampak sangat antusias.
Beragam pertanyaan dilontarkan. Terbanyak seputar persoalan pendidikan. Ada 6 penanya, terdiri dari 4 pelajar, 1 pekerja swasta dan 1 tenaga honor (guru).
Pertanyaan mulai soal perbedaan kualitas pendidikan di Jawa dan Kaltim, pemerataan pendidikan di daerah pedalaman seperti Mahakam Ulu, hingga sejauh mana Gratispol bisa membiayai mahasiswa yang kuliah ke luar negeri.
"Untuk yang kuliah ke luar negeri, apakah biaya hidup dan biaya transportasi bolak balik luar negeri juga ditanggung Pak? Kan katanya Gratispol Pak Gubernur?" tanya Ayunita Jaya, apoteker yang berencana mengambil S2 di luar negeri.
Adrian, siswa SMK Negeri 7 Samarinda bertanya bagaimana upaya Gubernur Rudy Mas'ud mengejar kemajuan pendidikan agar sekolah di Kaltim setara dengan sekolah di Jawa.
Wisnu Wijaya, pelajar SMK Negeri 7 Samarinda lainnya bertanya, bagaimana kiat agar lulusan SMK tidak menjadi pengangguran.
Seorang guru honor di SMK Negeri 4 Samarinda bertanya honornya yang belum keluar pada Januari dan Februari tahun ini. Sementara dirinya tidak bisa mendaftar PPPK karena belum genap dua tahun mengajar.
Bahkan Riza Wisnu, pelajar dari SMA Negeri 2 Samarinda juga bertanya soal bagaimana pengelolaan kolam tambang.
Menanggapi soal pendidikan, Gubernur Rudy Mas'ud secara gamblang menjelaskan. Generasi muda adalah tulang punggung masa depan bangsa dan Kalimantan Timur. Oleh sebab itu, Kalimantan Timur harus menyiapkan sumber daya manusia yang andal berkualitas dan mampu bersaing bukan hanya di kancah nasional, tapi global.
"Karena itu kami siapkan Program Unggulan Gratispol. Anak-anak kita harus sekolah minimal 16 tahun. Sekarang, rata-ratanya masih sekitar 9,9 tahun," jelas Gubernur.
Sekolah dan kampus juga harus berkualitas dan representatif. Bukan hanya bersaing di level nasional, tapi harus skala internasional.
"Nanti kita bisa belajar dengan Oxford University, MIT (Massachusetts Institute Technology), Stanford University dan Harvard University. Mereka kita undang ke sini," ungkap Gubernur.
Selain itu, Kaltim juga akan merancang pendirian sekolah-sekolah unggulan bertaraf internasional.
"Tapi sabar dulu, kita susun dulu regulasinya. Kita siapkan sistemnya. Saya masuk kantor aja baru empat hari," canda Gubernur Rudy Mas'ud kepada para wartawan usai seluruh rangkaian salat subuh.
Gubernur juga memberi motivasi kepada para pelajar agar memiliki mimpi besar agar sukses dan mampu memberi kemanfaatan bagi makhluk yang lain.
"Kata Bung Karno gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Kalaupun tak sampai, kalian akan jatuh di antara bintang-bintang," motivasi Gubernur.
Khusus untuk pertanyaan tiket pesawat PP ke luar negeri, Gubernur mengaku jujur belum mengetahui persis skemanya.
"S1 sampai S3 ada batasan usia. Kan ga keren kalau sudah 65 tahun baru mau S2. Kalau biaya hidup di luar negeri, tiket PP jujur saya kurang paham. Tapi yang jelas, untuk biaya kuliahnya insyaallah semua kita support. Penting KTP dan domisili di Kaltim," terang Gubernur.
Salat subuh berjemaah juga dihadiri Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas'ud, Sekda Kaltim Sri Wahyuni, para pimpinan OPD Pemprov Kaltim, Ketua Pengurus Masjid Agung Pelita H Husinsyah dan ratusan jemaah. (sul/yans/adpimprovkaltim)