Program Sekolah Rakyat, Wujud Nyata Kepedulian Presiden Prabowo untuk Anak Bangsa

Nety     18x     Berita

SAMARINDA-Kebahagiaan terpancar dari wajah Nining, seorang buruh harian yang tinggal di Jalan Kahoi, Samarinda. Ia tak henti mengucap syukur karena putri semata wayangnya, Alexandra, kini dapat kembali bersekolah tanpa harus memikirkan biaya. Melalui Program Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) yang digagas Presiden Prabowo Subianto, seluruh kebutuhan pendidikan, seragam, hingga makan dan minum di asrama ditanggung oleh negara.

“Saya sangat terbantu dengan Program Sekolah Rakyat ini. Alhamdulillah, anak saya Alexandra bisa melanjutkan sekolah dengan bantuan negara. Terima kasih Pak Presiden, Pak Mensos, Pak Gubernur, Pak Wali Kota, dan Pak Dinsos,” tutur Nining haru kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji saat kegiatan Dialog Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 57 dan 58 Samarinda, di Asrama SMA Negeri 16 Samarinda, Rabu (8/10/2025).

Bagi Nining, program ini menjadi jawaban atas perjuangannya selama ini untuk menyekolahkan anak tunggalnya. Ceritanya pun mewakili banyak orang tua di Indonesia yang terbantu melalui Sekolah Rakyat-sebuah program pendidikan gratis yang menyasar keluarga kurang mampu agar anak-anak tetap bisa menempuh pendidikan dengan layak.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan, Sekolah Rakyat merupakan program nasional pengentasan kemiskinan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Program ini dijalankan secara kolaboratif oleh Kementerian Sosial bersama berbagai kementerian dan lembaga terkait.

“Secara keseluruhan, akan ada 165 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, dan tiga di antaranya berada di Samarinda,” ungkap Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Gus Ipul menegaskan, siswa yang diterima di Sekolah Rakyat harus benar-benar berasal dari keluarga kurang mampu. Setiap siswa mendapat delapan set seragam, laptop untuk pembelajaran di kelas, serta fasilitas asrama yang layak. Ke depan, pemerintah juga menyiapkan gedung permanen berkapasitas 1.000 siswa di atas lahan seluas 7–8 hektare, lengkap dengan laboratorium, perpustakaan, dan sarana olahraga.

“Tiga hal yang tidak boleh terjadi di sekolah rakyat adalah perundungan, kekerasan fisik maupun seksual, dan intoleransi. Semua harus rukun dan saling menghormati,” tegas Mensos.

Gus Ipul juga menitipkan pesan kepada Wakil Gubernur Kaltim agar terus mengawal pelaksanaan program agar berjalan lancar dan sukses. Saat ini, Sekolah Rakyat Terintegrasi 58 Samarinda menampung 49 siswa, terdiri dari 25 siswa SMA dan 24 siswa SD. (sul/her/adpimprovkaltim)

Bagikan Postingan ini :
26