Dalam upaya pengendalian inflasi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Pertemuan mengundang 10 kabupaten dan kota digelar di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Selasa 5 Agustus 2025. Hadir juga para pimpinan instansi vertikal, TNI dan Polri, TP PKK dan lainnya.
Gubernur Kaltim Dr H Rudy Mas'ud (Harum) hadir secara daring dari Jakarta, sementara secara langsung hadir Wakil Gubernur (Wagub) Seno Aji dan Sekretaris Daerah (Sekda) Sri Wahyuni.
Rapat digelar dalam rangka sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi di daerah. Secara umum inflasi Kaltim berada di bawah rata-rata nasional, baik month to month maupun year on year.
Kondisi inflasi nasional month to month 0,30 persen, sedangkan inflasi month to month Kaltim 0,06 persen. Sedangkan inflasi year on year nasional 2,37 persen dan inflasi Kaltim year on year sebesar 2,08 persen.
"Alhamdulillah inflasi kita 2,08 persen di bawah inflasi nasional. Tapi jangan lengah, karena setiap mendekati hari besar keagamaan, inflasi tetap terjadi," pesan Gubernur Harum.
Sukses pengendalian inflasi menurut Gubernur Harum tidak mungkin dilepaskan dari langkah dan kebijakan para kepala daerah di kabupaten dan kota.
Sebab itu, Gubernur Harum meminta agar kabupaten dan kota makin taktis dalam langkah-langkah pengendalian inflasi di daerah.
"Jangan hanya rapat-rapat di ruangan. Turun ke lapangan, lihat fakta dan data. Jangan hanya menggunakan rasa," tegas Gubernur.
Gubernur Harum menambahkan langkah efektif lain yang bisa dilakukan untuk menekan inflasi adalah memanfaatkan keragaman pangan lokal, seperti singkong, sagu, jagung, ikan dan lain-lain. Mengonsumsi pangan lokal diyakininya akan membantu menekan laju inflasi daerah.
Selain itu, langkah lain yang juga bisa dilakukan adalah mendorong sukses Program Ulama Peduli Inflasi.
Program Ulama Peduli Inflasi penting untuk membantu mengedukasi masyarakat secara sosial kultural agar peduli inflasi.
Dukungan lainnya juga bisa dilakukan dengan komitmen digitalisasi, terkait peningkatan pelayanan publik, peningkatan penerimaan dan belanja daerah.
"Saya ingatkan lagi, jangan puas hanya dengan inflasi yang rendah. Kita juga harus memastikan harga-harga terjangkau oleh masyarakat," pesan Gubernur.
Sebelumnya, Sekda Sri Wahyuni menguraikan sukses Kaltim melakukan pengendalian inflasi antara lain karena fokus dalam empat hal. Yakni menjaga keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan dan komunikasi efektif.
Aksi nyatanya antara lain dengan menyiapkan Toko Penyeimbang. Di Kota Bontang misalnya sudah ada dua unit, Samarinda dua unit. Toko Penyeimbang lainnya juga ada di Balikpapan dan Berau.
"Kami berharap Toko Penyeimbang juga hadir di kabupaten kota lainnya di Kaltim," harap Sekda Sri Wahyuni. (sul/yans/adpimprovkaltim)