Deep Dive Dialogue NSW International Education Summit 2025, Sekda Sri: Forum Tidak Berhenti Disini, Tapi Ada Rencana Aksi Realistis

Nety     29x     Berita

JAKARTA-Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengikuti New South Wales (NSW) International Education Summit 2025 yang di gelar di Krakatau Room Hotel Grand Hyatt Jakarta, Kamis, 22 Desember 2025.

Delegasi Provinsi Kaltim dipimpin Sekda Kaltim Sri Wahyuni, didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rahmat Ramadhan, Kepala Biro Kesra Setdaprov Kaltim Dasmiah, anggota Tim Transisi Abdul Wahab Bangkona, serta perwakilan 52 perguruan tinggi di Kaltim yang telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemprov Kaltim terkait program Gratis politik yang telah diluncurkan Gubernur H Rudy Mas'ud (Harum) dan Wakil Gubernur H Seno Aji pada 21 April 2025 lalu.
.
Pada kesempatan ini, delegasi Kaltim mengikuti Deep Dive Dialogue dengan tema Education Opportunities in Indonesia's Fast-growing Region East Kalimantan Province special feature, yang menghadirkan narasumber dari perguruan-perguruan tinggi dari Australia, khususnya negara bagian New South Wales.

Dalam sambutannya, Sekda Sri Wahyuni mengungkapkan dialog ini dalam rangka menjajaki kerja sama dengan perguruan tinggi di Australia, yang memang memiliki jurusan-jurusan dibutuhkan oleh Pemprov Kaltim dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi unggul sesuai visi Kaltim Sukses menuju Generasi Emas yang diusung oleh Gubernur Harum dan Wagub Seno Aji.

"Setelah ini tentu kita akan mengumpulkan kampus-kampus di Kaltim, untuk merumuskan apa-apa saja program yang dikerjasamakan, jadi nanti prioritasnya kita akan komunikasikan kembali dengan perwakilan universitas Australia di Jakarta. Kita kan tidak mau hanya berhenti disini. Apalagi kan akan ada kerja sama Sister University. Tapi untuk menjadikan itu kita akan kulik lagi kampus-kampus kita yang mana menjadi kebutuhan mereka, kita juga akan verifikasi benar atau tidaknya kebutuhan tersebut," urai Sri Wahyuni.

Sekda Sri mengatakan perwakilan perguruan tinggi Kaltim tadi sudah mendengarkan dan mendapatkan informasi dari para narasumber, yaitu UNSW College, Excelsia College dan University Technology Sidney (UTS).

"Kita tidak ingin forum ini berhenti disini. Maka setelah forum ini akan ada rencana aksi yang realistis. Tentu kita tidak ingin rencana aksi tersebut bahasanya indah, dokumen yang muluk, tapi kita ingin rencana aksi yang realistis yang bisa kita wujudkan," kata Sri.

Karena itu, lanjut Sri, setelah forum ini, masing-masing kampus sudah membuat rencana aksi mini. Jadi kampus-kampus yang inline dengan program unggulan, apa saja bidang studinya. Kalau saja diluar program unggulan ingin memasukkan program lainnya sebagai program unggulan baru yang potensial. Daftar ini nanti mohon disampaikan kepada Biro Kesra untuk di verifikasi dan di bahas bersama-sama.

"Sekali lagi ini bukan forum yang hanya berlangsung pada saat ini. Tetapi nanti ada keberlanjutannya. Jadi baru starting pointnya. Tahap awalnya. Tapi nanti kita inginkan bahwa dari forum ini terwujud kerja sama yang dibutuhkan oleh kampus dan Kaltim," pungkas Sri.

Anggota Tim Transisi Abdul Wahab Bangkona menambahkan bahwa program Sister University antara Kaltim dengan New South Wales merupakan bagian dari percepatan untuk mencetak generasi unggul, generasi emas di Kaltim. Karena, lanjut dia, sesuai yang diminta Gubernur Harum bahwa tidak ingin bekerja berlari, tetapi bekerja terbang untuk meraih bonus demografi Kaltim.

"Pak Harum sangat berkomitmen untuk sektor pendidikan. Beliau tidak ingin pendidikan Kaltim hanya berada di level lokal dan nasional, tetapi harus level internasional. Bahkan beliau ingin membuat kampus berkelas dunia di Kalimantan Timur," tambahnya. (her/ky/adpimprovkaltim)

Bagikan Postingan ini :
26