110 Desa di Kaltim Belum Berlistrik. Target 2027 Semua Sudah Menyala

Nety     13x     Berita

Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat sedikitnya 110 desa di Kaltim yang belum teraliri listrik.  Gubernur Kaltim Dr H Rudy Mas'ud (Harum) mendukung rencana PLN untuk secara bertahap menyelesaikan persoalan listrik dari desa-desa tersebut.

"Kita sangat mendukung rencana PLN untuk bisa mengaliri listrik semua desa di Kaltim. Kita percayakan kepada PLN dan kita siap berkolaborasi agar semua desa di Kaltim berlistrik," tegas Gubernur Harum saat menerima kunjungan GM UID PLN Kaltimra Maria GI Gunawan dan jajaran, di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa 6 Mei 2025.

Beberapa persoalan yang masih menghambat rencana PLN, seperti akses jalan menuju Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Gubernur Harum siap membantu. Pasalnya, jaringan PLN sulit dibangun tanpa dukungan akses jalan yang memadai.

PLN pun meminta agar pemerintah daerah dan pusat menyiapkan akses jalan yang memadai sehingga jaringan listrik PLN bisa terkoneksi dengan Melak, Kutai Barat.

"Kalau jalannya mulus, PLN pasti akan lebih mudah masuk jaringannya ya. Kita akan bantu tingkatkan akses jalannya," tegas Gubernur Harum.

Demikian juga kesulitan PLN membangun transmisi jaringan dari Kota Bangun (Kutai Kartanegara/Kukar) menuju Melak (Kutai Barat/Kubar) yang terhalang perusahaan tambang, perkebunan sawit dan kehutanan.

"Sampaikan datanya di perusahaan mana saja, nanti itu tugas saya menyelesaikan. Pokoknya kita dukung PLN untuk rakyat, nusa dan bangsa," tegas Gubernur Harum lagi.

Sementara untuk desa-desa yang sudah direncanakan berlistrik, namun Pemprov Kaltim telah lebih dulu melakukan, Gubernur Harum minta agar PLN mengalihkannya untuk desa-desa lain yang belum berlistrik.

Sementara GM UID PLN Kaltimra Maria GI Gunawan menjelaskan pihaknya sudah memetakan rencana membangun desa berlistrik di 110 desa di Kaltim.

"PLN sudah membuat roadmap untuk menyelesaikan masalah penyediaan listrik desa itu dalam tiga tahun. Mulai 2025, 2026 dan target selesai 2027," kata Maria.

Tahun 2025 direncanakan untuk
21 desa, tahun 2026 di 55 desa dan tahun 2027 untuk 34 desa.

Aliran listrik akan ditarik dari jaringan eksisting PLN, baik PLTD maupun interkoneksi.

"Untuk daerah yang sulit atau terisolasi akan kita bangun PLTS Komunal dan PLTD tersendiri," ungkap Maria.

Lebih jauh dijelaskan, rasio desa berlistrik PLN di Kaltim hingga saat ini baru sekitar 89 persen. Sedangkan rasio elektrifikasi di Kaltim mencapai 95 persen.

Sedangkan dari sisi jumlah sekitar 11.000 hingga 12.000 pelanggan rumah tangga yang belum teraliri listrik PLN. Setiap pelanggan rumah tangga bisa terdiri dari satu atau dua kepala keluarga, bahkan lebih.

Dari 10 kabupaten dan kota di Kaltim, PR terbesar di Kabupaten Mahakam Ulu. Masalah terbesarnya karena akses jalan. Khususnya di daerah-daerah seperti Long Apari dan Long Pahangai.

"Harapan kita dengan membangun desa berlistrik, maka secara otomatis rasio elektrifikasi di Kaltim juga akan meningkat," yakin Maria.

Akses jalan tembus ke Mahulu memang sangat sulit. Untuk mengirim BBM juga perlu perjuangan yang berat.

Menjangkau jaringan dari Melak pun tingkat kesulitannya cukup menantang. Karena itu dibangun spot-spot tertentu.

"Biar tidak terlalu mulus, yang penting akses jalan bisa dilewati, jaringan listrik bisa kita bangun. Yang aksesnya susah akan kita bangun PLTS Komunal," pungkasnya.

Hadir mendampingi Gubernur Harum, Kepala ESDM Kaltim Bambang Arwanto. (sul/her/adpimprovkaltim)

Bagikan Postingan ini :
26